Jumat, 29 Januari 2010

Keutamaan membaca tahlil, membaca tasbih dan berdoa

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya", sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. (Shahih Muslim No.4857)

Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail. (Shahih Muslim No.4859)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung". (Shahih Muslim No.4860)

Kewajiban mandi Jumat atas setiap lelaki dewasa

Hadis riwayat Abdullah bin Umar, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah bersabda: Bila salah seorang di antara kalian hendak melakukan salat Jumat, maka hendaknya ia mandi. (Shahih Muslim No.1393)

Hadis riwayat Umar bin Khathab: ia berkata:
Bahwa Rasulullah memerintahkan mandi (Jumat). (Shahih Muslim No.1395)

Hadis riwayat Umar bin Khathab, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Bila salah seorang di antara kalian hendak melakukan salat Jumat, maka hendaklah ia mandi. (Shahih Muslim No.1396)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang balig. (Shahih Muslim No.1397)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Biasanya kaum muslimin berangkat untuk melaksanakan salat Jumat dari rumah-rumah mereka dari desa-desa sekitar Madinah dengan memakai abaya (sejenis jubah). Debu-debu mengenai mereka, sehingga mengeluarkan bau tubuh. Lalu seseorang di antara mereka mendatangi Rasulullah saw. yang berada di dekatku. Rasulullah saw. bersabda: Sepatutnya kalian mandi untuk menyambut hari ini. (Shahih Muslim No.1398)

Rabu, 20 Januari 2010

Taubatan Kembali kepada Allah secara menyeluruh

kemaksiatan yang hadir dewasa ini di Indonesia, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini, sudah meliputi segenap aspek kehidupan. Silahkan Anda renungkan...! Kemaksiatan alias kedurhakaan kepada Allah dapat kita temukan dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, media massa, pendidikan, hukum, militer dan pertahanan-keamanan.

Segenap aspek kehidupan tersebut telah dikembangkan dengan semangat mengabaikan bagaimana sebenarnya Allah menuntut kita mengelolanya. Manusia menyangka bahwa semua aspek hidup itu boleh dikembangkan seenaknya menurut selera dan hawa nafsu manusia.

Dengan berlindung di balik faham-faham modern yang bersumber dari peradaban Barat sebagian muslim di negeri ini telah meninggalkan Islam sebagai Way of Life. Baik sadar maupun tidak sadar. Mereka meninggalkan berfikir dan berperasaan menurut bagaimana yang Allah kehendaki karena mereka telah termakan oleh faham Humanisme, Liberalisme, Sekularisme dan Materialisme. Padahal Allah menyuruh setiap Muslim yang mengaku beriman agar men-celup-kan dirinya ke dalam nilai-nilai Rabbani agar segenap fikiran dan perasaannya senantiasa tunduk kepada Allah semata:

صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ

”Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghah(celupan)-nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.” (QS Al-Baqarah ayat 138)

ajaran Islam yang berlandaskan aqidah Tauhid menegaskan bahwa wewenang membuat aturan (tasyrii’) ada di sisi Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil.

مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا

”...tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada Allah; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan". (QS Al-Kahfi ayat 26)

Saudaraku, masihkah kita perlu heran mengapa bencana demi bencana Allah tetapkan berlaku di tengah masyarakat berpenduduk muslim terbesar di dunia dewasa ini? Sudah tiba masanya bagi kita semua untuk bertaubat dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), khususnya di dalam menjadikan Islam sebagai satu-satunya Way of Life dalam kehidupan pribadi maupun kolektif.



Kata ”Taubat” bermakna ”kembali”, yakni kembali kepada Allah dalam segenap hal. Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam terbesar jumlahnya di dunia ini untuk kembali dan hanya kembali kepada aturan dan hukum Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Aturan dan hukum bikinan manusia merupakan produk makhluk yang sarat sifat zalim dan bodoh.

إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)

Alangkah inkonsistennya bilamana dalam doa kita berkata: ”Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai Din dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul”, namun dalam keseharian kita masih saja mengakui dan mengagung-agungkan faham/ajaran peradaban Barat yang sejatinya berprinsip mengingkari bahkan mempersekutukan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Esa.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

”Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS Al-Ikhlash ayat 1-4)

Neraka akan dihuni para penindas dan surga akan dihuni orang-orang yang lemah

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Neraka dan surga saling berdebat, lalu neraka berkata: Aku dimasuki oleh orang-orang yang suka menindas dan sombong. Surga berkata: Aku dimasuki oleh orang-orang yang lemah dan miskin. Lalu Allah berfirman kepada neraka: Kamu adalah siksa-Ku, Aku menyiksa denganmu siapa yang Aku kehendaki. (Atau Allah berfirman: Aku menimpakan bencana denganmu kepada orang yang Aku kehendaki). Dan Allah berfirman kepada surga: Kamu adalah rahmat-Ku, Aku limpahkan rahmat berupa kamu kepada siapa yang Aku kehendaki. Dan masing-masing kamu memiliki penghuninya sampai penuh. (Shahih Muslim No.5081)

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Neraka Jahanam selalu berkata: Apakah masih ada tambahan? Sehingga Allah Maha Suci lagi Maha Tinggi meletakkan telapak kaki-Nya, lalu Jahanam berkata: Cukup, cukup! Demi keagungan-Mu! Dan sebagiannya dikumpulkan kepada sebagian yang lain. (Shahih Muslim No.5084)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pada hari kiamat, maut akan didatangkan seperti seekor biri-biri yang berwarna keputih-putihan. (Abu Kuraib dalam periwayatannya menambahkan: Lalu dihentikan di antara surga dan neraka. Kemudian keduanya sepakat tentang isi hadis selanjutnya.) Kemudian diserukan: Wahai ahli surga, apakah kalian mengenal ini? Lalu mereka menjulurkan leher untuk melihat ke arah sang penyeru, kemudian menjawab: Ya, itu adalah maut! Kemudian diserukan lagi: Wahai ahli neraka, apakah kamu sekalian mengenal ini? Lalu mereka menjulurkan leher untuk melihat dan menjawab: Ya, itu adalah maut! Kemudian diperintahkan agar maut (kambing) itu disembelih, lalu diserukan lagi: Wahai ahli surga, keabadian yang tidak akan ada kematian lagi! Wahai ahli neraka, keabadian yang tidak akan ada kematian lagi! Kemudian Rasulullah saw. membacakan ayat: Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, yaitu ketika segala perkara telah diputus dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak pula beriman. Kemudian beliau menunjuk dunia dengan tangan beliau. (Shahih Muslim No.5087)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, kemudian seorang penyeru berdiri di antara mereka dan berseru: Wahai ahli surga, tidak ada kematian. Wahai ahli neraka, tidak ada kematian. Masing-masing kekal abadi di tempatnya. (Shahih Muslim No.5088)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Gigi geraham atau gigi taring orang kafir itu sebesar gunung Uhud dan kekasaran kulitnya adalah sejauh perjalanan tiga hari. (Shahih Muslim No.5090)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Jarak antara kedua bahu orang kafir di neraka itu sejauh perjalanan tiga hari dengan kendaraan yang cepat. (Shahih Muslim No.5091)

Hadis riwayat Haritsah bin Wahab ra.:
Bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda: Maukah kalian aku beritahu tentang ahli surga? Para sahabat berkata: Mau. Rasulullah saw. bersabda: Yaitu setiap orang yang lemah dan melemahkan diri, seandainya ia bersumpah demi Allah, pasti akan dilaksanakan. Kemudian beliau bertanya lagi: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang ahli neraka? Mereka menjawab: Mau. Beliau bersabda: Yaitu setiap orang yang kejam, bengis dan sombong. (Shahih Muslim No.5092)

Hadis riwayat Abdullah bin Zam`ah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah berkhutbah lalu menyebut seekor unta (milik Nabi Saleh) dan menyebutkan orang yang menyembelihnya kemudian membaca ayat: Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. Yang bangkit untuk membunuh unta itu adalah seorang yang terhormat di kalangan kaumnya, perusak dan kejam terhadap keluarganya, seperti Abu Zam`ah. Kemudian beliau juga menyebutkan kaum wanita dan memberikan nasihat untuk menghadapi mereka dan bersabda: Untuk apa seorang di antara kalian memukul istrinya. (Shahih Muslim No.5095)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku melihat Amru bin Luhai bin Qamaah bin Khindif, yakni nenek moyang Bani Kaab menarik ususnya di dalam neraka. (Shahih Muslim No.5096)

Senin, 11 Januari 2010

Teroris Bukan Pahlawan Islam

Dalam hiruk-pikuk pemberitaan media mengenai terorisme belakangan ini, ada satu anomali yang sangat mengganggu siapa pun yang memiliki akal sehat. Ada wacana yang terus disuarakan secara bersahutan oleh tokoh-tokoh Muslim bahwa terorisme merupakan tindakan jahat yang bertentangan dengan norma agama apa pun, termasuk Islam.
Sementara itu, ada antusiasme dan pekik takbir dikumandangkan masyarakat pada saat menyambut kedatangan jenazah Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (dua teroris yang ditembak Tim Detasemen Khusus 88 dalam operasi di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat). Di depan rumah Eko bahkan terpasang sepanduk bertuliskan “Selamat Datang Pahlawan Islam”. Seolah mengonfirmasi kebenaran isi spanduk itu, pengasuh pondok pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Abu Bakar Ba’asyir mengatakan, insya Allah Eko mujahid. Artinya, Ba’asyir menganggap Eko adalah pejuang Islam.

Minggu, 10 Januari 2010

Prosedur Pernikahan Di Kantor Urusan Agama (KUA)

Pendahuluan


Di dalam negara RI yang berdasarkan hukum, segala sesuatu yang bersangkut paut dengan penduduk harus dicatat, seperti halnya kelahiran, kematian termasuk juga perkawinan. Perkawinan termasuk erat dengan masalah kewarisan, kekeluargaan sehingga perlu dicatat untuk menjaga agar ada tertib hukum.
Pegawai Pencatat Nikah (PPN) mempunyai kedudukan yang jelas dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia (UU No.22 Tahun 1946 jo UU No. 32 Tahun 1954) sampai sekarang PPN adalah satu-satunya pejabat yang berwenang mencatat perkawinan yang dilangsungkan menurut hukum agama Islam dalam wilayahnya. Untuk memenuhi ketentuan itu maka setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan dibawah pengawasan PPN karena PPN mempunyai tugas dan kedudukan yang kuat menurut hukum, ia adalah Pegawai Negeri yang diangkat oleh Menteri Agama pada tiap-tiap KUA Kecamatan.

Masyarakat dalam merencanakan perkawinan agar melakukan persiapan sebagai berikut :

1. Masing-masing calon mempelai saling mengadakan penelitian apakah mereka saling cinta/setuju dan apakah kedua orang tua mereka menyetujui/merestuinya. Ini erat kaitannya dengan surat-surat persetujuan kedua calon mempelai dan surat izin orang tua bagi yang belum berusia 21 tahun .
2. Masing-masing berusaha meneliti apakah ada halangan perkawinan baik menurut hukum munakahat maupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Untuk mencegah terjadinya penolakan atau pembatalan perkawinan).
3. Calon mempelai supaya mempelajari ilmu pengetahuan tentang pembinaan rumah tangga hak dan kewajiban suami istri dsb.
4. Dalam rangka meningkatkan kualitas keturunan yang akan dilahirkaan calon mempelai supaya memeriksakan kesehatannya dan kepada calon mempekai wanita diberikan suntikan imunisasi tetanus toxoid.
A. Pemberitahuan Kehendak Nikah
Setelah persiapan pendahuluan dilakukan secara matang maka orang yang hendak menikah memberitahukan kehendaknya kepada PPN yang mewilayahi tempat akan dilangsungkannya akad nikah sekurang-kurangnya 10 hari kerja sebelum akad nikah
dilangsungkan. Pemberitahuan Kehendak Nikah berisi data tentang nama kedua calon mempelai, hari dan tanggal pelaksanaan akad nikah, data mahar/maskawin dan tempat pelaksanaan upacara akad nikah (di Balai Nikah/Kantor atau di rumah calon mempelai, masjid gedung dll). Pemberitahuan Kehendak Nikah dapat dilakukan oleh calon mempelai, wali (orang tua) atau wakilnya dengan membawa surat-surat yang diperlukan :

I. Perkawinan Sesama WNI

1. Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk calon Penganten (caten) masing-masing 1 (satu) lembar.
2. Surat pernyataan belum pernah menikah (masih gadis/jejaka) di atas segel/materai bernilai minimal Rp.6000,- (enam ribu rupiah) diketahui RT, RW dan Lurah setempat.
3. Surat keterangan untuk nikah dari Kelurahan setempat yaitu Model N1, N2, N4, baik calon Suami maupun calon Istri.
4. Pas photo caten ukuran 2×3 masing-masing 4 (empat) lembar, bagi anggota ABRI berpakaian dinas.
5. Bagi yang berstatus duda/janda harus melampirkan Surat Talak/Akta Cerai dari Pengadilan Agama, jika Duda/Janda mati harus ada surat kematian dan surat Model N6 dari Lurah setempat.
6. Harus ada izin/Dispensasi dari Pengadilan Agama bagi :
7. Caten Laki-laki yang umurnya kurang dari 19 tahun;
8. Caten Perempuan yang umurnya kurang dari 16 tahun;
9. Laki-laki yang mau berpoligami.
10. Ijin Orang Tua (Model N5) bagi caten yang umurnya kurang dari 21 tahun baik caten laki-laki/perempuan.
11. Bagi caten yang tempat tinggalnya bukan di wilayah Kec. Pasar Minggu, harus ada surat
12. Rekomendasi Nikah dari KUA setempat.
13. Bagi anggota TNI/POLRI dan Sipil TNI/POLRI harus ada Izin Kawin dari Pejabat Atasan/Komandan.
14. Bagi caten yang akan melangsungkan pernikahan ke luar wilayah Kec. Pasar Minggu harus ada Surat Rekomendasi Nikah dari KUA Kec. Pasar Minggu.
15. Kedua caten mendaftarkan diri ke KUA Pasar Minggu sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari kerja dari waktu melangsungkan Pernikahan. Apabila kurang dari 10 (sepuluh) hari kerja, harus melampirkan surat Dispensasi Nikah dari Camat Pasar Minggu.
16. Bagi WNI keturunan, selain syarat-syarat tersebut dalam poin 1 s/d 10 harus melampirkan foto copy Akte kelahiran dan status kewarganegaraannya (K1).
17. Surat Keterangan tidak mampu dari Lurah/Kepala Desa bagi mereka yang tidak mampu.

II. Perkawinan Campuran ( WNI & WNA)

1. Akte Kelahiran/Kenal Lahir
2. Surat tanda melapor diri (STMD) dari kepolisian
3. Surat Keterangan Model K II dari Dinas Kependudukan (bagi yang menetap lebih dari satu tahun)
4. Tanda lunas pajak bangsa asing (bagi yang menetap lebih dari satu tahun)
5. Keterangan izin masuk sementara (KIMS) dari Kantor Imigrasi
6. Foto Copy PasPort
7. Surat Keterangan dari Kedutaan/perwakilan Diplomatik yang bersangkutan.
8. Semua surat-surat yang berbahasa asing harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penterjemah resmi.

B. Pemeriksaan Nikah

PPN yang menerima pemberitahuan kehendak nikah meneliti dan memeriksa berkas –berkas yang ada apakah sudah memenuhi syarat atau belum, apabila masih ada kekurangan syarat maka diberitahukan adanya kekurangan tersebut. Setelah itu dilakukan pemeriksaan terhadap calon suami, calon istri dan wali nikahnya yang dituangkan dalam Daftar Pemeriksaan Nikah (Model NB).
Jika calon suami/istri atau wali nikah bertempat tinggal di luar wilayah KUA Kecamatan dan tidak dapat hadir untuk diperiksa, maka pemeriksaannya dilakukan oleh PPN yang mewilayahi tempat tinggalnya. Apabila setelah diadakan pemeriksaan nikah ternyata tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan baik menurut hukum munakahat maupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku maka PPN berhak menolak pelaksanaan pernikahan dengan cara memberikan surat penolakan beserta alasannya. Setelah pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat maka calon suami, calon istri dan wali nikahnya menandatangani Daftar Pemeriksaan Nikah. Setelah itu yang bersangkutan membayar biaya administrasi pencatatan nikah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Pengumuman Kehendak Nikah

Setelah persyaratan dipenuhi PPN mengumumkan kehendak nikah (model NC) pada papan pengumuman di KUA Kecamatan tempat pernikahan akan dilangsungkan dan KUA Kecamatan tempat tinggal masing-masing calon mempelai.
PPN tidak boleh melaksanakan akad nikah sebelum lampau 10 hari kerja sejak pengumuman, kecuali seperti yang diatur dalam psl 3 ayat 3 PP No. 9 Tahun 1975 yaitu apabila terdapat alasan yang sangat penting misalnya salah seorang calon mempelai akan segera bertugas keluar negeri, maka dimungkinkan yang bersangkutan memohon
dispensasi kepada Camat selanjutnya Camat atas nama Walikota/Bupati memberikan dispensasi.

D. Pelaksanaan Akad Nikah

1.Pelaksanaan Upacara Akad Nikah :
* di Balai Nikah/Kantor
* di Luar Balai Nikah : rumah calon mempelai, masjid atau gedung dll.
2.Pemeriksaan Ulang :
Sebelum pelaksanaan upacara akad nikah PPN /Penghulu terlebih dahulu memeriksa/mengadakan pengecekan ulang persyaratan nikah dan administrasinya kepada kedua calon pengantin dan walinya untuk melengkapi kolom yang belum terisi pada waktu pemeriksaan awal di kantor atau apabila ada perubahan data dari hasil pemeriksaan awal. Setelah itu PPN/ Penghulu menetapkan dua orang saksi yang memenuhi syarat.
3. Pemberian izin
Sesaat sebelum akad nikah dilangsungkan dianjurkan bagi ayah untuk meminta izin kepada
anaknya yang masih gadis atau anak terlebih dahulu minta/memberikan izin kepada ayah atau
wali, dan keharusan bagi ayah meminta izin kepada anaknya untuk menikahkan bila anak
berstatus janda.
4.Sebelum pelaksanaan ijab qobul sebagaimana lazimnya upacara akad nikah bisa didahului
dengan pembacaan khutbah nikah, pembacaan istighfar dan dua kalimat syahadat
5.Akad Nikah /Ijab Qobul
6.Pelaksanaan ijab qobul dilaksanakan sendiri oleh wali nikahnya terhadap calon mempelai pria, namun apabila karena sesuatu hal wali nikah/calon mempelai pria dapat mewakilkan kepada
orang lain yang ditunjuk olehnya.
7.Penandatanganan Akta Nikah oleh kedua mempelai, wali nikah, dua orang saksi dan PPN yang
menghadiri akad nikah.
8.Pembacaan Ta’lik Talak
9.Penandatanganan ikrar Ta’lik Talak
10.Penyerahan maskawin/mahar
11.Penyerahan Buku Nikah/Kutipan Akta Nikah.
12.Nasihat perkawinan
13.Do’a penutup.

Kumpulan 10 hadist - fadhilah sedekah

1. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Seandainya aku mempunyai emas sebesar gunung Uhud, sungguh aku gembira apabila ia tidak tertinggal di sisiku selama tiga malam, kecuali aku sediakan untuk membayar utang.” (Bukhari)

2. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih).

3. Dari Abu Umamah r.a., Nabi saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu. Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (Muslim).

4. Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi saw., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (Bukhari).

5. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Nabi saw., “Ya Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?” Rasulullah saw. bersabda, “Bersedekah pada waktu sehat, takut miskin, dan sedang berangan-angan menjadi orang yang kaya. Janganlah kamu memperlambatnya sehingga maut tiba, lalu kamu berkata, ‘Harta untuk Si Fulan sekian, dan untuk Si Fulan sekian, padahal harta itu telah menjadi milik Si Fulan (ahli waris).” (H.r. Bukhari, Muslim).

6. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, ‘Saya akan bersedekah.’ Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri.” Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.” Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.” Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah.” (Kanzul)

7. Dari Ali r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Segeralah bersedekah, sesungguhnya musibah tidak dapat melintasi sedekah.” (Razin)

8. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah swt. akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena Allah swt., Allah swt. akan mengangkat (derajatnya). (Muslim)

9. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu, kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu, salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata, air itu mengalir di sebuah tempat di mana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah Si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah swt., sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (Muslim).

10. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau saw. menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘alaih)

Suara-suara yang di dengar mayat....

Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad.....
Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan.....
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara"

Ketika Mayat Siap Dikafan...
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika MayatDiusung....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat....
Terdengar Suara Memekik Dari Langit,"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku.....
Kini Kau Tinggal Seorang Diri
Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah LanggarPerintahku
Hari Ini,....
Akan Kutunjukan Kepadamu
Kasih Sayang-Ku
Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"

Anda Ingin Beramal Shaleh...?
Tolong Kirimkan Kepada Rekan-Rekan Muslim Lainnya Yang Anda Kenal...!!!Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam menjalani hidup ini.

Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadithnya yang lain, belau bersabda "wakafa bi almauti wa'idha", artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagimu!

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin....
Bahan Renungan Untuk Anda, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja... Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini...

Alhamdulillah, Anda beruntung telah terpilih untuk mendapatkan kesempatan membaca thread ini.
Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. kita seolah lupa dengan sesuatu yang kita tak pernah tau kapan kedatangannya. Sesuatu yang bagi sebagian orang sangat menakutkan.Tahukah kita kapan kematian akan menjemput kita???
Wallahu allam

Haramnya sifat dengki(hasad), dan mencari-cari kesalahan orang

تحاسدوا ، و لا تناجشوا ، و لا تباغضوا و لا تدابروا ، و لا يبع بعضكم على بيع بعض ، و كونوا عباد الله إخوانا ، السلم أخو المسلم لا يظلمه و لا يخذله ، و لا يكذبه و لا يحقره ، التقوى ها هنا – و يشير إلى صدره ثلاث مرات – بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم كل المسلم على المسلم حرام دمه و ماله و عرضه - رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”.

Kalimat “janganlah saling mendengki” maksudnya jangan mengharapkan hilangnya nikmat dari orang lain. Hal ini adalah haram. Pada Hadits lain disebutkan:
“Jauhilah olehmu sekalian sifat dengki, karena dengki itu memakan segala kebaikan seperti api memakan kayu”.

Adapun iri hati ialah tidak ingin orang lain mendapatkan nikmat, tetapi ada maksud untuk menghilangkannya. Terkadang kata denngki dipakai dengan arti iri hati, karena kedua kata ini memang pengertiannya hampir sama, seperti sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam sebuah Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud :
“Tidaklah boleh ada dengki kecuali dalam dua perkara”.

Dengki yang dimaksud dalam Hadits ini adalah iri hati.

Kalimat “jangan kamu saling menipu” , yaitu memperdaya. Seorang pemburu disebut penipu, karena dia memperdayakan mangsanya.

Kalimat “jangan kamu saling membenci” maksudnya jangan saling melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan kebencian. Cinta dan benci adalah hal yang berkenaan dengan hati, da manusia tidak sanggup untuk mengendalikannya sendiri. Hal itu sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam :
“Ini adalah bagianku yang aku tidak sanggup menguasainya, Karena itu janganlah Engkau menghukumku dalam urusan yang Engkau kuasai tetapi aku tidak menguasainya”.

Yaitu berkenaan dengan cinta dan benci.

Kalimat “jangan kamu saling menjauh” dalam bahasa arab adalah tadaabur, yaitu saling bermusuhan atau saling memutus tali persaudaraan. Antara satu dengan yang lain saling membelakangi atau menjauhi.

Kalimat “janganlah membeli barang yang sudah ditawar orang lain” yaitu berkata kepada pembeli barang pada saat sedang terjadi transaksi barang, misalnya dengan kata-kata : “Batalkanlah penjualan ini dan aku akan membelinya dengna harga yang sama atau lebih mahal”. Atau dua orang yang melakukan jual beli telah sepakat dengan suatu harga dan tinggal akad saja, lalu salah satunya meminta tambahan atau pengurangan harga. Perbuatan semacam ini haram, karena penetapan harga sudah disepakati. Adapun sebelum ada kesepakatan, tidak haram.

Kalimat “jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” maksudnya hendaklah kamu saling bergaul dan memperlakukan orang lain sebagai saudara dalam kecintaan, kasih sayang, keramahan, kelembutan, dan tolong-menolong dalam kebaikan dengan hati ikhlas dan jujur dalam segala hal.

Kalimat “seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya”. Yang dimaksud menelantarkan yaitu tidak memberi bantuan dan pertolongan. Maksudnya jika ia meminta tolong untuk melawan kezhaliman, maka menjadi keharusan saudaranya sesama muslim untuk menolongnya jika mampu dan tidak ada halangan syar’i.

Kalimat “tidak menghinakannya” yaitu tidak menyombongkan diri pada orang lain dan tidak menganggap orang lain rendah. Qadhi ‘Iyadh berkata : “Yang dimaksud dengan menghinakannya yaitu tidak mempermainkan atau membatalkan janji kepadanya”. Pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama.

Kalimat “taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali)”. Pada riwayat lain disebutkan :
“Allah tidak melihat jasad kamu dan rupa kamu, tetapi melihat hati kamu”.

Maksudnya, perbuatan-perbuatan lahiriyah tidak akan mendapatkan pahala tanpa taqwa. Taqwa itu adalah rasa yang ada dalam hati terhadap keagungan Allah, takut kepada-Nya, dan merasa selalu diawasi. Pengertian, “Allah melihat” ialah Allah mengetahui segala-galanya. Maksud Hadits ini ialah Allah akan memberinya balasan dan mengadili, dan semua perbuatan itu dinilai berdasarkan niatnya di dalam hati. Wallaahu a’lam.

Kalimat “seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” berisikan peringatan keras terhadap perbuatan menghina. Allah tidak menghinakan seorang mukmin karena telah menciptakannya dan memberinya rezeki, kemudian Allah ciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dan semua yang ada di langit dan bumi ditundukkan bagi kepentingannya. Apabila ada peluang bagi orang mukmin dan orang bukan mukmin, maka orang mukmin diprioritaskan. Kemudian Allah, menamakan seorang manusia dengan muslim, mukmin, dan hamba, kemudian mengirimkan Rasul Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam kepadanya. Maka siapa pun yang menghinakan seorang muslim, berarti dia telah menghinakan orang yang dimuliakan Allah.

Termasuk perbuatan menghinakan seorang muslim ialah tidak memberinya salam ketika bertemu, tidak menjawab salam bila diberi salam, menganggapnya sebagai orang yang tidak akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah atau tidak akan dijauhkan dari siksa neraka. Adapun kecaman seorang muslim yang berilmu terhadap orang muslim yang jahil, orang adil terhadap orang fasik tidaklah termasuk menghina seorang muslim, tetapi hanya menyatakan sifatnya saja. Jika orang itu meninggalkan kejahilan atau kefasikannya, maka ketinggian martabatnya kembali.

Tiga Hal Untuk Merasakan Lezatnya Iman

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.

( صحيح البخاري )

" Tiga hal , yang barangsiapa ada padanya maka ia akan merasakan lezatnya iman , yaitu ia mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lainnya , dan ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah , dan membenci kembali pada kekufuran sebagaimana ia sangat tidak ingin dilemparkan ke api neraka "

Senin, 04 Januari 2010

Doa pagi hari

اللّهـمَّ أَنْتَ رَبِّـي لا إلهَ إلاّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنـي وَأَنا عَبْـدُك ، وَأَنا عَلـى عَهْـدِكَ وَوَعْـدِكَ ما اسْتَـطَعْـت ، أَعـوذُبِكَ مِنْ شَـرِّ ما صَنَـعْت ، أَبـوءُ لَـكَ بِنِعْـمَتِـكَ عَلَـيَّ وَأَبـوءُ بِذَنْـبي فَاغْفـِرْ لي فَإِنَّـهُ لا يَغْـفِرُ الذُّنـوبَ إِلاّ أَنْتَ

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yangberhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Keterangan :

من قالها موقناً بها حين يمسي فمات من ليلته دخل الجنة ، وكذلك إذا أصبح أخرجه البخاري 7/150

”Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan demikian juga pada pagi hari”. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari 7/150.


اللّهُـمَّ إِنِّـي أَصْبَـحْتُ أَُشْـهِدُك ، وَأُشْـهِدُ حَمَلَـةَ عَـرْشِـك ، وَمَلائِكَتِك ، وَجَمـيعَ خَلْـقِك ، أَنَّـكَ أَنْـتَ اللهُ لا إلهَ إلاّ أَنْـتَ وَحْـدَكَ لا شَريكَ لَـك ، وَأَنَّ ُ مُحَمّـداً عَبْـدُكَ وَرَسـولُـك (أربع مرات حينَ يصْبِح أوْ يمسي(

“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, malaikat-malaikat, dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu. Dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan-Mu.” Dibaca 4 x waktu pagi dan sore

Keterangan :

من قالها حين يصبح وحين يمسي أربع مرات أعتقه الله من النار . أخرجه أبو داود 4/ 317 والبخاري في الأدب المفرد برقم 1201 والنسائي في عمل اليوم والليلة برقم 9، وابن السني برقم 70 وحسن سماحة الشيخ ابن باز إسناد النسائي وأبي داود في تحفة الأخيار ص 23

”Barangsiapa membaca doa ini ketika pagi dan sore hari sebanyak empat kali, maka Allah akan membebaskannya dari api neraka”.

Dikeluarkan oleh Abu Dawud 4/317, Al-Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad nomor 1201, An-Nasa’i dalam ’Amalul-Yaum wal-Lailah nomor 9, Ibnu Sunni nomor 70; dan dihasankan oleh Samahatusy-Syaikh Ibnu Baaz berdasarkan sanad An-Nasa’i dan Abu Dawud sebagaimana dalam Tuhfatul-Akhyaar halaman 23.

Dzikir sebelum tidur

Assalamualaikum wr wb,

Insya Allah Bermanfaat..

SEBELUM Tidur (ini bagus banget, mending baca sampe akhir) Perkara Sebelum Tidur ( Tafsir Haqqi ) Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra :

"Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur'an

2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir

3. Sebelum para muslim meridhoi kamu

4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh"Bertanya Aisyah :"Ya Rasulullah ... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?"Rasul tersenyum dan bersabda : "Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an." Bismillaahirrohmaanirrohiim,

.................................

1. Qulhualloohu ahad' Alloohushshomad' lam yalid walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' 3 x

2. Membacalah sholawat untuk Ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafaat di hari kiamat. " Bismillaahirrohmaanirrohiim, Alloohumma shollii 'alaa Muhammad wa'alaa aalii Muhammad ( 3 x) "

3. Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu." Astaghfirulloohal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih ( 3 x )*

4. perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh."Bismillaahirrohmaan irrohiim, Subhanalloohi Walhamdulillaahi walaailaahaillalloohu alloohu akbar (3x)*

Sekian untuk ingatan kita bersama.

* Kalau berkenan ... Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Muslim yang lain.Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalanbagi orangyang mengajarnya meskipun dia sudah mati.

Wassalamualaikum wr wb.

Keadaan Jenazah Ketika Wafat

Keadaan Jenazah Ketika Wafat

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا وُضِعَتْ الْجِنَازَةُ وَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَهُ صَعِقَ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Jika telah diletakkan jenazah untuk diusung di leher mereka, jika Jenazah orang shalih maka ia (ruh nya) berkata : percepatlah..!, jika bukan orang baik maka ia berkata : wahai celakalah tubuh, kemana mereka akan membawa tubuh ini..!, suara itu didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia, jika manusia mendengarnya ia akan roboh pingsan/wafat” (Shahih Bukhari)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasul SAW menjelaskan bagaimana keadaan kematian, ketika seseorang telah wafat jika ia jenazah orang yang baik maka ketika jenazah itu di angkat dan diusung di atas leher orang-orang yang mengangkatnya di pundak mereka, maka di saat itu berkatalah ruh nya :

قَدِّمُوْنِيْ قَدِّمُوْنِيْ

“ Percepatlah percepatlah (sampai ke kuburku)”

Karena ia tau ia akan sampai kepada kebahagiaan yang kekal, ia akan sampai kepada keluhuran, ia tak akan lagi menemui fitnah dan kesusahan, ia tak akan lagi menemui musibah dan masalah, selesai sudah. Maka ruh itu berkata “ percepat percepat kalian untuk menguburkan ku”. Kalau bukan orang yang shalih, orang yang banyak berbuat jahat maka ruh nya berseru :

يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُوْنْ بِهَا ( رواه البخاري

“ Sungguh celaka mau dibawa kemana jenazah ini “. ( HR. Bukhari)

Mau di bawa kemana jenazahku ini, mau di bawa kemana tubuhku ini betapa meruginya ia,celaka lah aku celakalah tubuhku yang penuh kesalahan ini karena akan dimintai pertanggung jawaban. Maka Rasulullah SAW bersabda suara itu di dengar oleh seluruh apa-apa yang ada di alam ini kecuali manusia,

يَسْمَعُهَا كُلُّ شَيْئٍ إِلَّا اْلإِنْسَانُ لَوْ سَمِعَهُ لَصَعِقَ ( رواه البخاري

“Segala sesuatu mendengar suara itu (jeritan ruh) kecuali manusia, kalau manusia mendengarnya maka ia akan pingsan ”. ( HR. Bukhari )

Hadirin hadirat
Dari hadits ini kita memahami dan sedikit memecah pertanyaan yang sering muncul kepada saya, apakah iya orang yang sudah wafat itu bisa menghantui?...
(jawabannya adalah) Tidak bisa, kecuali para shalihin. kalau orang-orang shalih, orang baik maka bisa saja ia mengunjungi keluarganya atau kerabatnya untuk menyampaikan wasiat bukan menghantui, kalau menghantui tidak bisa. Orang yang sudah wafat itu kalau dia orang yang banyak dosa maka ia dipenjara untuk menebus dosa-dosanya, kalau seandainya ia orang yang baik maka ia di istirahatkan. Jadi yang menghantui itu adalah makhluk ghaib yang disebut jin atau dari kaum syaitan bukan orang itu barangkali berwujud dengan wujud orang itu, nafikan (hilangkan/jangan percaya) segala hal seperti ini dari fikiran kalian. Orang yang wafat akan menjadi hantu, mengganggu manusia, jangankan mengganggu manusia, ia sibuk dengan dirinya sendiri tidak sempat mengganggu orang lain. Ketika ia berdosa ia sibuk bertanggung jawab atas dosanya tidak bisa mengganggu apalagi mendatangi orang lain.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ingatlah suata saat kelak bahwa semua teman kita akan kita tinggalkan, dan di saat itu kita hanya sendiri bersama Allah. Coba kita renungkan jika seandainya dipastikan pada diri kita, kita akan berpindah ke suatu tempat ke suatu hutan belantara yang ada pemiliknya, di situ banyak binatang buasnya dan di situ juga ada istana-istana mewah, apa yang akan kau perbuat ?...
Surat sudah datang kepadamu pasti kau akan pindah di waktu yang kau tidak tahu, bisa saat ini, bisa besok,atau tahun depan tapi pasti datang, apa yang kita perbuat ?...
Kita akan pindah kesana, di sana itu tidak ada orang yang kita kenal kecuali hutan belantara tapi pemiliknya memberikan istana-istana yang mewah, tempat yang indah dan tempat yang mulia untuk tamu-tamu nya, kalau tidak menjadi tamunya kita di dalam hutan belantara yang penuh binatang buas yang belum tentu ada makanan dan barangkali ada jurang api, barangkali ada perangkap dan lain sebagainya, maka apa yang kita perbuat ?...
Tentunya kita ingin menjalin hubungan dengan sang pemilik tempat tersebut, agar apa ?...
Agar kita sampai disana menjadi tamunya yang mulia, (maka) lebih-lebih lagi di alam barzah.

Hadirin hadirat…
Di sana keputusan tergantung pada Yang Maha Abadi, Allah. Di mana tempat kita, apakah di dalam penjara alam kubur, penjara alam kubur lebih dahsyat dari penjara di dunia, (dan selain itu) ada yang ditidurkan, ada yang diperjumpakan dengan arwah kerabatnya yang sudah wafat juga, ada yang diperjumpakan dengan Rasulullah SAW, mana yang kau pilih, ini pilihan sudah di hadapan kita, A B C D E F mana yang kau pilih?...
Hadirin hadirat..
beruntung mereka yang memilih ingin bersama ruh Sayyidina Muhammad SAW, maka jawablah dengan perbuatan, jawablah dengan niat, jawablah dengan penyesalan atas dosa-dosa kita, jawablah dengan membenahi diri kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul SAW menyampaikan hadits ini, seraya Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitab Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna hadits ini, sebagian Ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan kalau sampai suara itu di dengar oleh manusia maka akan mati, maka itu adalah jeritan jenazah yang pendosa, kalau jenazah yang shalih maka orang yang mendengarnya akan membuatnya tenang, namun pendapat lain di dalam Fathul Bari Al Imam Ibn Hajar menjelaskan pendapat yang kedua adalah bahwa manusia tidak bisa mendengar suara ruh, kalau manusia mendengar suara ruh maka mereka akan kaget dan terguncang ruhnya dan wafat, karena suara ruh jauh lebih tajam daripada suara lisan, karena suara ruh sudah di pendam di bentengi atau di saring oleh getaran pita suara, kalau seandainya suara ruhnya masih terdengar maka akan membuat manusia wafat, namun Al Imam Ibn Hajar menukil pendapat yang pertama bahwa suara ruh itu tidak bisa di dengar dan jeritan ruh para pendosa itu akan membuat manusia ketakutan. Demikian hadirin hadirat…tentunya kita berharap tidak satu pun diantara kita yang hadir ini dalam kehinaan di alam kubur. Semoga kita semua saat jenazah sudah di angkat,saat tubuh kita di usung ruh kita berkata قَدِّمُوْنِيْ قَدِّمُوْنِيْ “ percepat, percepat”, segera mendapatkan kebahagiaan yang kekal. Panjangkan usia kami dalam keberkahan dan kemakmuran dalam hidayah dan kasih sayangMu Ya Allah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Sayyidina Sa’ad ibn Ubadah RA sakit, Rasul SAW menjenguknya bersama Sayyidina Abdurrahman Ibn ‘Auf dan para sahabat lainnya, ketika sampai Sa’ad bin ‘Ubadah dalam keadaan sakit dan tersengal-sengal dan dikira sudah sakaratul maut maka Rasul SAW berkata “ apakah dia sudah menghembuskan nafas yang terakhir”?, maka para sahabat berkata “ tidak Wahai Rasulallah, belum wafat”, maka Rasul SAW melihat Sa’ad bin Ubadah lalu mengalirlah air mata Rasulullah SAW, para sahabat melihat Rasulullah SAW mengalirkan air mata, merekapun ikut menangis juga. Maka Rasulullah SAW berkata :

أَلَا تَسْمَعُوْنَ إِنَّ اللهَ لَا يُعَذِّبُ بِدَمْعِ اْلعَيْنِ وَلَابِحُزْنِ اْلقَلْبِ وَلَكِنْ يُعَذّبُ بِهَذَا فَأشَارَ إِلَى لِسَانِهِ أَوْ يرْحَمُ . ( صحيح البخاري

“ Bukankah kalian mendengar? Bahwa Allah tidak mengazab air mata yang mengalir dan tidak juga hati yang sedih,akan tetapi Allah mengazab sebab ini ( sambil menunjuk ke lisannya SAW ) atau dikasihi sebab lisan. ( HR. Bukhari )

Maksudnya Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa menangisi mayyit itu yang paling baik kalau tidak bisa bertahan maka jangan bersuara, cukup mengalirkan air mata saja, tapi jika bersuara pun hal ini bukan hal yang mungkar dan membuat mayyit tersiksa, tidak. Tapi yang diharamkan adalah niyaahah, niyahah itu sampai menarik rambut dan menjerit – jerit dan meronta-ronta lalu menyalahkan takdir, tidak menerima takdir, ini yang disebut niyahah. Kita lanjutkan hadits Rasul SAW
“ Tidakkah kalian mendengar suara tangisku ”, kata Rasul SAW tentunya para sahabat mendengar. Maka Rasul SAW berkata Allah itu tidak akan marah kalau seandainya kita mengalirkan air mata kesedihan atau hati kita bersedih atas saudara kita yang wafat, tidak akan murka Allah, namanya kekasih di tinggal oleh orang yang dicintainya, anaknya kah, suaminya kah, temannya kah, tentunya ia menangis dan sedih, maka Allah tidak akan murka akan hal itu tetapi Allah bisa murka karena ini ( seraya menunjuk ke lidah beliau) atau mengasihani dan melimpahkan kasih sayang sebab lidah. Maksudnya apa? Allah SWT bisa murka karena ucapan kita, Allah juga bisa menyayangi kita karena ucapan kita , demikian pula jenazah, akan menyulitkannya kalau keluarganya terus tidak menerima takdir kematiannya ( misalnya berkata : aku tidak rela saudaraku ini mati, kenapa takdir begini, kenapa Allah tidak adil ) hal itu akan memberatkan jenazah, karena Allah akan menuntutnya, engkau tidak mengajari saudara, kerabat dan keluargamu tentang kesabaran? Dan sebaliknya Allah bisa mengasihi jenazah kalau di doakan oleh keluarganya dan kerabatnya .

Minggu, 03 Januari 2010

Ingin berjumpa dengan Rasul SAW dalam mimpi....?

Assalamualaikum wr wb,

Berikut tips dari Habib Munzir jika ingin bertemu Rasulullah saw :

1. Mengenai berjumpa dg Rasul saw adalah dg merindukan beliau saw dan memperbanyak amalan sunnah semampunya, dan memperbanyak shalawat, beliau saw mencintai kita dan memperhatikan kita lebih dari ayah bunda kita, beliau saw adalah ayah ruh bagi semua ummatnya, maka ruh kita tetap mudah berhubungan dengan ruh beliau saw, lewat mimpi misalnya, nah.. perkuat hubungan ruh anda dengan ruh beliau saw dengan shalawat ini :”Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa ‘ala Jasadihi filjasad, wa alaa Qabrihi filqubuur” (wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur). Sumber artikel

2. Anda bisa saja jumpa dg Rasul saw dalam mimpi, perbanyaklah shalawat, cintailah sunnah, dan perbanyaklah
bersedekah pada anak yatim, dan baktilah pada ibunda jika masih ada, ini adalah amalan amalan yg sangat dicintai oleh
Rasul saw,anda jangan tidur kecuali bibir anda terus bershalawat pada nabi saw, beliau saw akan menjumpa anda, dan yakinlah..

3. Saya (Habib Munzir) menyukai semua shalawat, dulu saya membaca 17 macam shalawat, diantaranya shalawat Syeikh Abdulqadir Aljailani yg panjangnya 13 halaman, namun kini saya membaca satu macam shalawat saja, yg diajarkan Rasul saw lewat mimpi pd saya, pendek saja yaitu : “ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALIHI WA SHAHBIHI WASALLIM“shalawat ini saya baca 5.000X setiap harinya, jika anda ingin membacanya silahkan, saya ijazahkan pada anda, boleh membacanya 100X, 200X atau lebih atau berapa saja sekemampuan anda dan luasnya waktu, dan bisa dibaca sambil dimobil, dijalan, atau dimanapun,

4. Masalah mimpi Rasul saw, saya (Habib Munzir) pernah bermimpi beliau saw dan mengadukan banyaknya orang yg rindu dg beliau saw namun belum jumpa dalam mimpi, beliau saw menutup wajahnya dan menangis, seraya berkata : “Tiada yg memisahkanku dg mereka selain tabir qudrat, dan mereka akan jumpa dg ku kelak”beliau saw sangat perduli dan rindu pada ummatnya, lebih lebih yg mencintai beliau saw, dan telah teriwayatkan pada shahih Muslim bahwa,

Belau saw bersabda : “Ummatku yg paling cinta padaku adalah yg hidup setelah aku wafat, dan mereka sangat mengidamkan jumpa dg ku daripada harta dan keluarganya”.

Wassalamualaikum wr wb.

Kumpulan d0a di kala sedan9 sakit

Assalammualaikum.wr.wb

ada beberapa doa yg insyallah bisa membantu saudara/i muslimin dan muslimat yg sedang kurang sehat,


1.Doa Ketika Menderita Sakit Berat

Allahumma in kana ajali qad hadara fa arihni wa in kana muta-akhkhiran farfa’ni wa in kana bala-an fasabbairni.

Artinya: “Ya Allah, jika ajalku telah datang dalam sakitku ini, maka senangkanlah aku, jika masih jauh hilangkanlah penyakitku, dan jika sebagai cobaan, maka berikanlah kesabaran padaku.”

2.Doa Setelah Minum Obat Agar Cepat Sembuh

Bismillahisy syafi, bismillahil kafi, bismillahil mu’afi, bismillahil lazi la yadurru ma’asmihi syai’un fil ardi wa la fis sama’i wa huwas sami’ul ‘alim.

Artinya: “Dengan nama Allah Tuhan yang menyembuhkan. Dengan nama Allah Tuhan yang mencukupkan. Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatupun yang berbahaya baik di bumi maupun di langit. Dan Dia adalah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

3.Doa Dikala Sakit Panas

Bismillahil kabiri na’uzu billahil ‘azimi min syarri ‘irqin na’arin wa min syarrin nari.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Besar, kami berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dari kejahatan peluh yang mendidih dan kejahatan panasnya api.”

4.Doa Kesembuhan

Inni massaniyad durru wa anta arhamur rahimina.

Artinya: “Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang.”

5.Doa Perlindungan dari Segala Macam Penyakit

Allahumma inni a’uzubika minal barasi wal jununi wal juzami wa sayyi’il asqami.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit celup, penyakit gila, penyakit kusta, dan penyakit-penyakit buruk lainnya.”


semoga bermanfaat,Wassalammualaikum.wr.wb

doa akhir tahun dan awal tahun

Sesungguhnya hitungan nafas telah ditetapkan, hitungan detik telah diperhitungkan.
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi modal tapi tidak digunakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi nafas tapi disia siakannya,
sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi waktu tapi disia siakannya,

Demi Allah, sesungguhnya semakin dekat ujung kehidupan kita,
Hisab semakin nyata, dan sesungguhnya Hisab Allah amatlah berat,
Saudaraku, Janganlah sia siakan nafas kita, jangan sia siakan waktu kita,
Sesungguhnya Hanya Allahlah tujuan kita...

*********

Perjalanan hidup manusia, menempuh alam dunia
menghabiskan waktu, yang tiada lama

Usia bertambah makin senja, tiada terasa tak tersadar
Semakin dekatlah kematian, akan menjelang tiba

Sadarilah, usia amanah dari Ilahi
Sadarilah, ia pasti kan dimintai
Pertanggung jawabannya pada Ilahi
Sadarilah, jalani hidup ini penuh makna
Sadarilah, pastikan ia berarti diakhirat yang abadi.

*********

DOA AKHIR TAHUN....

Bismillaahirrahmaanirraahiim, wa shollalloohu'alaa sayyididinaa muhammaadin wa'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama, Alloohumma maa'amiltu fii hadzihis sanati mimmaa nahaitanii'anhu falam atub minhu wa lam tardhohu wa lam tansahu wa hamiltu 'alayya ba'da qudrotika 'uquubati wa da'autanii ilattaubati minhu ba'da jiroo-atii 'alaa ma'shiyatika fa-innii astaghfiruka faghfirlii bifadhlika wa maa'amiltuhu fiiha mimma tardhoohu wa wa'adtanii 'alaihits tsawaba wa as-aluka. Alloohumma yaa kariimu yaadzal jalaali wal ikroomi antaqobbalahu minnii walaa taqtho' rojaa-i minka yaa kiriimu wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama.

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau. Wahai Tuhanku, apa yang hamba perbuat sepanjang tahun ini berupa perbuatan perbuatan yang Paduka larang hamba melakukannya, sedangka hamba belum bertaubat dari padanya dan Paduka tidak meridhainya dan tidak melupakannya, dan Padukapun telah menyayangi hamba setelah Padukapun kuasa untuk menyiksa hamba, kemudian Paduka menyeru hamba untuk bertaubat setelah hamba bermaksiat kepada Paduka. Karena itu, hamba mohon ampunan dari Paduka, maka ampunilah hamba dengan Anugerah-Mu.
Dan apa yang telah hamba kerjakan ditahun ini adalah berupa perbuatan yang Paduka ridhai dan Paduka janjikan pahala atasnya, Hamba mohon pada-Mu wahai Tuhanku, Dzat Yang Maha Mulia, yang memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, agar Paduka terima amalan hamba dan jangan hendaknya Paduka putuskan harapan hamba dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Mulia. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau."

*********

DO'A AWAL TAHUN....

Bismillaahirohmaanirrohiim. wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama. Allohumma antal abadiyyul qodiimul awwalu wa 'alaa fadhlikal 'adliimi wujuudikal mu'awwali wahaadza'aamunjadiidun qod aqbala nas-alukal 'ishmata fiihi minasysyaithooni wa auli yaa-ihi wa junuudihi wal 'auni 'alaa haadzihil ammaaroti bissuu-i wal istighooli bimaa yuqorribunii ilaika zulfa yaa dzal jallali wal ikroom. wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallama.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau.
Wahai Tuhanku, Paduka adalah Dzat Yang Maha Kekal, dahulu dan Awal. Hanya denga anugrah dan kemurahan-Mu yang agung, telah datang tahun baru. Di tahun ini kami memohon pemeliharaan-Mu dari Syetan, kekasihnya dan balatentaranya, dan kami memohon pertolongan-Mu atas hawa nafsu yang mengajak kepada kejelekan, dan kami memohon kesibukan dengan perbuatan yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga serta sahabat beliau."

Amiin ya robbal 'alamiin...

Wallohua'laam bishshowab...

Empat belas perkara sunat dilakukan pada hari Asyura (10 Muharram)

1. Melapangkan masa/belanja anak isteri. Fadilatnya - Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun ini.

2. Memuliakan fakir miskin. Fadilatnya - Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti.

3. Menahan marah. Fadilatnya - Di akhirat nanti Allah akan memasukkannya ke dalam golongan yang redha.

4. Menunjukkan orang sesat. Fadilatnya - Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya.

5. Menyapu/mengusap kepala anak yatim. Fadilatnya - Allah akan mengurniakan sepohon pokok di syurga bagi tiap-tiap rambut yang disapunya.

6. Bersedekah. Fadilatnya - Allah akan menjauhkannya daripada neraka sekadar jauh seekor gagak terbang tak berhenti-henti dari kecil sehingga ia mati. Diberi pahala seperti bersedekah kepada semua fakir miskin di dunia ini.

7. Memelihara kehormatan diri. Fadilatnya - Allah akan mengurniakan hidupnya sentiasa diterangi cahaya keimanan.

8. Mandi Sunat. Fadilatnya - Tidak sakit (sakit berat) pada tahun itu. Lafaz niat: "Sahaja aku mandi sunat hari Asyura kerana Allah Taala."

9. Bercelak. Fadilatnya - Tidak akan sakit mata pada tahun itu.

10. Membaca Qulhuwallah hingga akhir 1,000X. Fadilatnya - Allah akan memandanginya dengan pandangan rahmah di akhirat nanti.

11. Sembahyang sunat empat rakaat. Fadilatnya - Allah akan mengampunkan dosanya walau telah berlarutan selama 50 tahun melakukannya. Lafaz niat: "Sahaja aku sembahyang sunat hari Asyura empat rakaat kerana Allah Taala." Pada rakaat pertama dan kedua selepas Fatihah dibaca Qulhuwallah 11X.

12. Membaca "has biallahhu wa nik mal wa keel, nikmal maula wa nikmannaseer". Fadilatnya - Tidak mati pada tahun ini.

13. Menjamu orang berbuka puasa. Fadhilat - Diberi pahala seperti memberi sekalian orang Islam berbuka puasa.

14. Puasa. Niat - "Sahaja aku berpuasa esok hari sunat hari Asyura kerana Allah Taala." Fadilat - Diberi pahala seribu kali Haji, seribu kali umrah dan seribu kali syahid dan diharamkannya daripada neraka.

Peristiwa-peristiwa penting

1 Muharam - Khalifah Umar Al-Khattab mula membuat penetapan kiraan bulan dalam Hijrah.
10 Muharam - Dinamakan juga hari 'Asyura'. Pada hari itu banyak terjadi peristiwa penting yang mencerminkan kegemilangan bagi perjuangan yang gigih dan tabah bagi menegakkan keadilan dan kebenaran.

Pada 10 Muharam juga telah berlaku:

1. Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
2. Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
3. Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
4. Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
5. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
6. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
7. Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah.
8. Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
9. Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
10. Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.
11. Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
12. Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar.
13. Hari pertama Allah menciptakan alam.
14. Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
15. Hari pertama Allah menurunkan hujan.
16. Allah menjadikan 'Arasy.
17. Allah menjadikan Luh Mahfuz.
18. Allah menjadikan alam.
19. Allah menjadikan Malaikat Jibril.
20. Nabi Isa diangkat ke langit.

Penyakit Disembuhkan Allah SWT?, Dekati Allah dengan Bersedekah

Salah satu penyebab utama banyaknya penyakit adalah merebaknya kemaksiatan yang dilakukan dengan terang-terangan tanpa malu. Kemaksiatan yang menyebar di tengah masyarakat dapat membinasakan mereka. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri”. (QS. asy-Syura: 30).

Di antara hikmah penyakit yang diderita seorang hamba adalah sebagai ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya. Dunia merupakan tempat berseminya berbagai musibah, kesedihan, kepedihan, dan penyakit.

Ketika saya melihat orang sakit bergulat dengan rasa sakitnya dan menyaksikan orang yang membutuhkan pertolongan dengan menahan rasa perihnya, mereka telah melakukan berbagai macam ikhtiar namun mereka melewatkan sebab penyembuhan yang hakikatnya dari Allah ‘Azza wa Jalla, maka saya tergerak menulis risalah ini untuk semua orang yang sedang sakit, agar rasa duka dan sedihnya lenyap, dan penyakitnya dapat terobati (insya Allah).

Wahai anda yang sedang sakit menahan lara, yang sedang gelisah menanggung duka, yang tertimpa musibah dan bala, semoga keselamatan selalu tercurah kepadamu, sebanyak kesedihan yang menimpamu, sebanyak duka nestapa yang kau rasakan.

Penyakitmu telah memutuskan hubunganmu dengan manusia, menggantikan kesehatanmu dengan penderitaan. Orang lain mampu tertawa sedang engkau menangis. Sakitmu tidak kunjung reda, tidurmu tidak nyenyak, engkau berharap kesembuhan walau harus membayar dengan semua yang engkau punya.

Saudaraku yang sedang sakit! Saya tidak ingin memperparah lukamu, namun saya akan memberimu obat mujarab dan membuatmu terlepas dari derita yang menahun. Obat ini didapat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah”. (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’).

Benar saudaraku, obatnya adalah sedekah dengan niat mencari kesembuhan. Mungkin engkau telah banyak sedekah, namun tidak engkau niatkan agar Allah Ta’ala menyembuhkanmu dari penyakit. Cobalah sekarang dan hendaknya engkau yakin bahwasanya Allah Ta’ala akan menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak yatim, atau wakafkanlah hartamu, atau keluarkanlah sedekah jariahmu. Sungguh sedekah dapat menghilangkan penyakit dan kesulitan, musibah atau cobaan. Mereka yang diberi taufik oleh Allah Ta’ala telah mencoba resep ini. Akhirnya mereka mendapatkan obat ruhiyah yang lebih mujarab daripada obat jasmani. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengobati dengan obat ruhiyah sekaligus obat ilahiyah.

Para salafush shalih juga mengeluarkan sedekah yang sepadan dengan penyakit dan musibah yang menimpa mereka. Mereka mengeluarkan harta mereka yang paling mereka cintai. Jangan kikir untuk dirimu sendiri, jika engkau memang memiliki harta dan kemudahan. Inilah kesempatannya telah datang!

* Dikisahkan bahwa Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki tentang penyakit yang menimpa lututnya semenjak tujuh tahun. Ia telah mengobati lututnya dengan berbagai macam obat. Ia telah bertanya kepada para dokter, namun tidak menghasilkan apa-apa. Ibnu al-Mubarak pun berkata kepadanya, “Pergi dan galilah sumur, karena manusia sedang membutuhkan air. Saya berharap akan ada mata air dalam sumur yang engkau gali dan dapat menyembuhkan sakit di lututmu. Laki-laki itu lalu menggali sumur dan ia pun sembuh”. (Kisah ini terdapat dalam “Shahih at-Targhib”).

* Kisah lain, orang yang mengalami peristiwa ini menceritakan kepadaku, “Anak perempuan saya yang masih kecil menderita penyakit di tenggorokan. Saya membawanya ke beberapa rumah sakit. Saya menceritakan panyakitnya kepada banyak dokter, namun tidak ada hasilnya. Dia belum juga sembuh, bahkan sakitnya bertambah parah. Hampir saja saya ikut jatuh sakit karena sakit anak perempuan saya yang mengundang iba semua keluarga. Akhirnya dokter memberinya suntikan untuk mengurangi rasa sakit, hingga kami putus asa dari semuanya kecuali dari rahmat Allah Ta’ala. Hal itu berlangsung sampai datangnya sebuah harapan dan dibukanya pintu kelapangan.
Seorang shalih menghubungi saya dan menyampaikan sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah”. (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani). Saya berkata, “Saya telah banyak bersedekah”. Ia pun menjawab, “Bersedekahlah kali ini dengan niat untuk kesembuhan anak perempuanmu”. Saya pun mengeluarkan sedekah sekedarnya untuk seorang fakir, namun tidak ada perubahan. Saya kemudian mengabarinya dan ia berkata, “Engkau adalah orang yang banyak mendapatkan nikmat dan karunia Allah Ta’ala, bersedekahlah sebanding dengan banyaknya hartamu”. Saya pun pergi pada kesempatan kedua, saya penuhi isi mobil saya dengan beras, ayam dan bahan-bahan sembako dan makanan lainnya dengan menghabiskan uang yang cukup banyak. Saya lalu membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan dan mereka senang dengan sedekah saya. Demi Allah saya tidak pernah menyangka bahwa setelah saya mengeluarkan sedekah itu, anak saya tidak perlu disuntik lagi, anak saya sembuh total, walhamdulillah. Saya yakin bahwa faktor (yang menjadi sebab) paling besar yang dapat menyembuhkan penyakit adalah sedekah. Sekarang sudah berlalu tiga tahun, ia tidak merasakan penyakit apapun. Semenjak itu saya banyak mengeluarkan sedekah khususnya berupa wakaf. Setiap saat saya merasakan hidup penuh kenikmatan, keberkahan, dan sehat sejahtera baik pada diri pribadi maupun keluarga saya.

Saya mewasiatkan kepada semua orang sakit agar bersedekah dengan harta mereka yang paling mereka cintai, dan mengeluarkan sedekah terus menerus, niscaya Allah Ta’ala akan menyembuhkannya walaupun hanya sebagian penyakit. Saya yakin kepada Allah Ta’ala dengan apa yang saya ceritakan. Sungguh Allah Ta’ala tidak melalaikan balasan untuk orang yang berbuat baik.

Marilah saudaraku, pintu telah terbuka, tanda kesembuhan telah tampak di depanmu, bersedekahlah dengan sungguh-sungguh dan percayalah kepada Allah Ta’ala. Jangan seperti orang yang melalaikan resep yang mujarab ini, hingga ia tidak mengeluarkan sebagian hartanya untuk bersedekah lagi. Padahal bertahun-tahun ia menderita sakit dan mondar-mandir ke dokter untuk mengobati panyakitnya, dengan merogoh banyak uang dari sakunya.

Jika engkau telah mencoba resep ini dan engkau sembuh, jadilah orang yang selalu menolong orang lain dengan harta dan usahamu. Jangan engkau membatasi diri dengan sedekah untuk dirimu sendiri, namun obatilah penyakit orang-orang yang sakit dari keluargamu dengan sedekah. Jika engkau tidak sembuh total, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya telah disembuhkan walaupun sedikit. Keluarkan sedekah lagi, perbanyak sedekah semampumu. Jika engkau masih belum sembuh, mungkin Allah Ta’ala memperpanjang sakitmu untuk sebuah hikmah yang dikehendakiNya atau karena kemaksiatan yang menghalangi kesembuhanmu. Jika demikian cepatlah bertaubat dan perbanyak doa di sepertiga malam terakhir.

Sedangkan bagi anda yang diberikan nikmat sehat oleh Allah Ta’ala, jangan tinggalkan sedekah dengan alasan engkau sehat. Seperti halnya orang yang sakit bisa sembuh maka orang yang sehat pun bisa sakit. Sebuah pepatah mengatakan, “Mencegah lebih baik dari mengobati”.

Apakah engkau akan menunggu penyakit hingga engkau berobat dengan sedekah? Jawablah..! kalau begitu bersegeralah bersedekah..!

Shadaqah Menyembuhkan Penyakit

Di antara problematika kehidupan yang banyak dihadapi manusia adalah ditimpa berbagai macam penyakit, baik jasmani maupun rohani. Dan untuk mengobati penyakit, beragam ikhtiar dan usaha dilakukan oleh manusia. Ada di antara manusia yang menyalahi syari'at Islam dalam melakukan ikhtiar, seperti mendatangi dukun, orang pintar dan paranormal. Namun banyak juga yang sadar tentang bahaya perdukunan, sehingga mereka pun berusaha mencari pengobatan dengan cara yang sesuai dengan syari'at Islam, seperti mendatangi dokter, berbekam, mengonsumsi habbatus sauda' (jinten hitam) dan madu, atau dengan cara ruqyah syar'iyyah.

Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang salah satu sebab syar'i untuk memperoleh kesembuhan, simak dan resapilah nasehat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau telah bersabda, “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan ber-shadaqah.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih al-Jami')

Cobalah iringi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan secara syar'i dalam mencari kesembuhan dengan bershadaqah dan tanamkanlah niat shadaqah tersebut di dalam hati kita agar Allah subhanahu wata’ala menyembuhkan penyakit yang sedang menimpa kita.

Sebab-Sebab Syar'i untuk Memperoleh Kesembuhan

Pertama: Melakukan ikhtiar secara Islami dan jangan melakukan ikhtiar yang terlarang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian tapi jangan berobat dengan cara yang diharamkan” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)

Kedua: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah satu-satunya Dzat Yang Maha Menyembuhkan, sedangkan makhluk yang terlibat proses pengobatan seperti dokter, tabib, obat-obatan dan hal-hal yang terkait lainnya, itu semua hanyalah sarana menuju kesembuhan, dan buanglah sejauh mungkin keyakinan-keyakinan dan ungkapan-ungkapan yang menyimpang dari aqidah tauhid, seperti seseorang mengungkapkan perkataan setelah memperoleh kesembuhan, “Dokter Fulan memang hebat, obat itu memang manjur,” dan ungkapan-ungkapan keliru lainnya.

Ke tiga: Dekatkan diri dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, serta mohonlah kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat, karena salah satu hikmah Allah subhanahu wata’ala menurunkan penyakit pada diri kita adalah agar kita kembali ke jalan-Nya.

Ke empat: Bertawakkallah kepada-Nya dan berdo'alah selalu kepada Allah subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, agar penyakit segera diangkat dari diri kita dan janganah bosan untuk berdo'a, sebab kita tidak tahu kapan Dia menjawab do'a kita. Perhatikan sebab-sebab terkabulnya do'a serta penuhi syarat-syaratnya.

Ke lima: Bershadaqahlah semampu kita karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjanjikan kesembuhan melalui shadaqah, dan tepislah jauh-jauh anggapan bahwa bershadaqah itu mengurangi harta kita, justru Allah subhanahu wata’ala akan melipatgandakan harta kita. Dan niatkanlah shadaqah untuk memperoleh kesembuhan dari Allah subhanahu wata’ala.

Ke enam: Yakini dan tanamkan keyakin-an sedalam-dalamnya bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkan penyakit kita.

Kisah-Kisah Nyata Orang Sembuh Setelah Bershadaqah

Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij berkata, “Wahai saudaraku yang sedang sakit, shadaqah yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah shadaqah yang diniatkan untuk memperoleh kesembuhan, boleh jadi anda telah banyak melakukan shadaqah, tetapi hal itu tidak anda lakukan dengan niat untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah subhanahu wata’ala, oleh karena itu coba anda lakukan sekarang dan tumbuhkanlah kepercayaan dan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkan diri anda. Isilah perut para fakir miskin hingga kenyang, atau santunilah anak yatim, atau wakafkanlah harta anda, atau melakukan shadaqah jariah, karena sesungguhnya shadaqah tersebut dapat mengangkat dan menghilangkan berbagai macam penyakit dan berbagai macam musibah dan cobaan, dan hal seperti itu sudah banyak dialami oleh orang-orang yang diberi taufiq dan hidayah oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga mereka memperoleh obat penawar yang bersifat rohani (termotivasi oleh keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata’ala) dan itu lebih bermanfaat daripada sekedar obat-obat biasa. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga telah melakukan pengobatan dengan metode pengobatan ruhaniyah ilahiyyah (yaitu pengobatan yang menitikberatkan pada aspek keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata’ala). Demikian juga dengan para generasi salafus shaleh, mereka juga selalu bershadaqah sesuai kadar sakit dan derita yang menimpa mereka, dan shadaqah yang mereka keluarkan adalah harta mereka yang sangat berkualitas. Wahai saudaraku yang sedang sakit janganlah anda bakhil terhadap diri anda sendiri, sekaranglah waktunya untuk shadaqah.” (Shifatun 'Ilaajiyyah Tuzilu Al-Amraadh bi Al-Kulliyyah)

Kisah Pertama: Ada seseorang bertanya kepada Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, tentang penyakit di lututnya yang telah diderita semenjak tujuh tahun. Dia telah melakukan bermacam usaha untuk mengobatinya dan telah bertanya kepada para dokter, tetapi belum merasakan hasil manfaatnya. Maka Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, berkata kepadanya, “Pergilah anda mencari sumber air dan galilah sumur di situ karena orang-orang membutuh-kan air! Aku berharap ada air yang memancar di situ, maka orang itu pun melakukan apa yang disarankan oleh beliau, lalu dia pun sembuh.” (Kisah ini dikutip dari Shahih At-Targhib)

Kisah Ke dua: Ada seseorang yang diserang penyakit kanker. Dia sudah keliling dunia untuk mengobati penya-kitnya, tetapi belum memperoleh kesembuhan. Akhirnya dia pun bershadaqah kepada seorang ibu yang memelihara anak yatim, maka melalui hal itu Allah subhanahu wata’ala menyembuhkan dia.

Kisah Ke tiga: Kisah ini langsung diceritakan oleh orang yang menga-laminya kepada Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij, Dia berkata kepada beliau, “Saya mem-punyai seorang putri balita yang menderita suatu penyakit di sekitar tenggorokannya. Saya telah keluar masuk ke beberapa rumah sakit dan sudah konsultasi dengan banyak dokter, namun tidak ada hasil apa pun yang dirasakan. Sedangkan penyakit putriku tersebut semakin memburuk, bahkan untuk menghadapi penyakitnya tersebut, hampir-hampir saya ini yang jatuh sakit dan perhatian seluruh anggota keluarga tersita untuk mengurusinya. Dan yang bisa kami lakukan hanya memberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya saja. Kalaulah bukan karena rahmat Allah subhanahu wata’ala rasa-rasanya kami sudah putus asa olehnya. Namun apa yang di angan-angankan itu pun datang dan terkuaklah pintu kesulitan yang kami alami selama ini. Suatu hari ada seorang yang shalih menghubungiku lewat telephon lalu menyampaikan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bershadaqah.” Saya katakan kepada orang shalih tersebut, sungguh saya sudah banyak bershodaqoh! Lalu kata beliau kepadaku, “Bershadaqahlah kali ini dengan niat agar Allah subhanahu wata’ala menyembuhkan putrimu. Mendengar hal itu saya langsung mengeluarkan shadaqah yang sangat sederhana kepada seseorang yang fakir, namun belum ada perobahan pada putriku. Lalu hal itu saya sampaikan kepada orang shalih tersebut. Dia pun mengatakan kepada saya, “Anda adalah orang yang banyak dapat nikmat dan punya banyak harta. Cobalah engkau bershadaqah dalam jumlah yang lebih banyak.” Setelah mendengar itu, maka saya pun mengisi mobil saya sepenuh-penuhnya dengan beras, lauk pauk, dan bahan makanan lainnya, lalu saya bagi-bagikan langsung kepada orang-orang yang membutuh-kannya, sehingga mereka sangat senang menerimanya. Dan demi Allah (saya bersumpah) saya tidak akan lupa selama-lamanya, ketika shadaqah tersebut selesai saya bagi-bagikan, Alhamdulillah putriku yang sedang sakit tersebut sembuh dengan sempurna. Maka saat itu saya pun menyakini bahwa di antara sebab-sebab syar'i yang paling utama untuk meraih kesembuhan adalah shadaqah. Dan sekarang atas berkat karunia dari Allah subhanahu wata’ala putriku tersebut telah tiga tahun tidak mengalami sakit apa pun, Dan mulai saat itulah saya banyak-banyak mengeluarkan shodaqoh terutama mewakafkan harta saya pada hal-hal yang baik, dan (Alhamdulillah) setiap hari saya merasakan nikmat dan kesehatan pada diri saya sendiri maupun pada keluarga saya serta saya juga merasakan keberkahan pada harta saya.

Tahun baru dan sejarahnya

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru

Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu

Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi

Golongan yang di rindukan Syurga

Kita yakin…
siapapun kita, pada strata sosial manapun kita, apapun prosfesi kita, dibumi manapun kita berpijak pasti mau menjadi orang yang dirindukan oleh syurganya Allah SWT. Tempat yang di idam-idamkan oleh seluruh makhluk Allah, tempat yang tidak terdengar di dalamnya perkataan yang tak berguna,sia-sia dan dusta, didalamnya ada mata air yang mengalir, takhta-takhta yang ditinggikan, gelas-gelas berisi minuman yang terletak dekat, bantal-bantal sandaran yang tersusun, permadani-permadani yang terhampar, kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya.

Kebayang enggak indahnya syurga?….

Rasulullah SAW, mengatakan :” Syurga merindukan empat orang:

Pertama, orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Nampaknya wajar jikalau syurga merindukan ahli qur’an ini karena sejak didunia saja mereka sudah diservis oleh Allah dengan ketenangan bathin, kasih sayang-Nya, kecintaannya, kemuliaan dan selalu di ingat oleh-Nya.

Kedua, penjaga lidah. Memang lidah tak bertulang tapi ia lebih tajam dari sebilah pedang, dampaknya akan mengakibatkan peperangan antar suami isteri, antar kelompok, bahkan antar dua bangsa. Efek negatifnya akan membuat orang menjadi sengsara, akan melenyapkan pahala kebaikan yang kita buat seperti api memakan kayu bakar, akan membuat puasa jadi hampa dan sia-sia. Namun bila kita menjaganya, subhanallah… begitu banyak kenikmatan akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdo’a.

Ketiga, pemberi makan orang yang kelaparan. Sungguh, Allah Yang Maha berterimakasih (Syakuur) akan membalas sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan urusan kita sejak didunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudaranya.

Keempat, Orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Di bulan yang mulia yang penuh berkah, rahmat, ampunan ini Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, pedihnya azab neraka dan kejamnya siksa neraka bila kita berpuasa, dan menghidupkan malamnya dengan shalat, qiro’at dan kholwat serta ibadah apapun dengan hanya mengharap ridho-Nya.

Bila empat amal ini kita lakukan, nampaknya wajarlah bila syurga merindukan kehadiran kita…
Amien

Subhanallah, Kemahasucian hanya untuk Allah SWT

Seorang Muslim yang faham makna kalimat Subhaanallah tidak akan terjebak ke dalam anggapan adanya fihak lain selain Allah yang pantas disucikan. Ia tahu hanya Allah sajalah di dalam hidup ini yang tidak mengandung cacat dan kekurangan. Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu sepanjang perjalanan sejarah dunia Allah mengutus para Nabi dan Rasul dengan tujuan untuk menjernihkan aqidah ummat manusia. Sebab manusia memiliki kecenderungan untuk merasa butuh mensucikan sesuatu di dalam hidupnya. Namun sayang, kebanyakan manusia bodoh akan Ma’rifatullah (Pengenalan akan Allah) sehingga mereka akhirnya menjadikan banyak fihak selain Allah sebagai fihak yang disucikan sedemikian rupa sebagaimana semestinya mereka mensucikan Allah Subhaanahu wa Ta’aala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi).

Di antara mereka ada yang mensucikan sesama manusia yang dianggap sangat mulia. Sedemikian rupa pensucian itu sehingga mereka memposisikan manusia yang dimuliakan itu berlebihan alias melampaui batas. Seperti yang dilakukan oleh kaum Yahudi terhadap Uzair dan kaum Nasrani terhadap Nabiyullah Isa putra Maryam ’alahis-salam.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ

ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا

مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Orang-orang Yahudi berkata: ”Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?

Kaum Nasrani telah memposisikan Nabiyullah Isa sebagai anak tuhan bahkan tuhan itu sendiri. Oleh karenanya kita ummat Islam sangat bersyukur adanya sebuah surah di dalam Al-Qur’an yang memberikan pengetahuan fundamental mengenai aqidah tauhid, yaitu surah Al-Ikhlas.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

”Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".(QS Al-Ikhlas ayat 1-4)

Dengan tegas dan jelas surah di atas memberikan dasar-dasar aqidah pengesaan Allah di dalam ajaran Islam. Sejak SD kebanyak muslim sudah hafal surah di atas di luar kepala. Sehingga bagi seorang muslim adalah suatu hal yang tidak masuk di akal bila ada sesama manusia yang diposisikan sebagai anak tuhan apalagi sebagai tuhan itu sendiri. Karena jelas diegaskan bahwa Allah itu ” tiada beranak dan tiada pula diperanakkan” dan bahwa Allah itu ”tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.

Oleh karenanya di dalam Islam kita diajarkan agar jangan mensucikan, mengagungkan atau mengagumi sesama manusia berlebihan. Malah dalam rangka prefentif, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sudah menutup celah muncul dan berkembangnya penyakit mensucikan sesama manusia dalam bentuk teguran keras beliau ketika menyaksikan seorang muslim memuji sesama muslim berlebihan. Perhatikanlah hadits di bawah ini:

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ

مَدَحَ رَجُلٌ رَجُلًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ فَقَالَ وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ قَطَعْتَ عُنُقَ

صَاحِبِكَ مِرَارًا إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ مَادِحًا صَاحِبَهُ لَا مَحَالَةَ

فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلَانًا وَاللَّهُ حَسِيبُهُ وَلَا أُزَكِّي عَلَى اللَّهِ أَحَدًا

أَحْسِبُهُ إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَاكَ كَذَا وَكَذَا

Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata: Seorang lelaki memuji orang lain di hadapan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam maka beliau bersabda: “Celaka kamu! Kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu!” Beliau mengucapkannya berulang-ulang. ”Apabila seorang di antara kamu terpaksa harus memuji temannya, hendaklah ia berkata: Aku mengetahui kebaikan si Fulan namun Allah lebih mengetahui keadaannya, dan aku tidak memberikan kesaksian kepada siapa pun yang aku ketahui di hadapan Allah karena Allah lebih mengetahui keadaannya yang sebenarnya”. (HR Muslim 5319)

Bayangkan, saudaraku. Betapa keras teguran Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kepada seseorang yang telah memuji orang lainnya. Sedemikian kerasnya teguran Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sehingga tindakan memuji sesama manusia itu disetarakan dengan memenggal leher teman artinya membunuhnya…! Dan hal ini dikatakan berulang-kali oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Mengapa teguran Nabi shollallahu ’alaih wa sallam begitu kerasnya? Karena Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat khawatir bila ummat beliau terjatuh kepada penyimpangan ummat terdahulu, khususnya kaum Yahudi dan Nasrani. Sebab penyimpangan seperti ini dapat dipandang sebagai salah satu bentuk mempersekutukan Allah. Dan itu berarti termasuk dosa besar. Bahkan dosa yang tidak bisa diampuni Allah.

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ

لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS An-Nisa ayat 48)

Sehingga dalam kesempatan lainnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bahkan pernah menegur keras para sahabat ketika beliau dapati mereka melakukan bentuk penghormatan berlebihan kepada diri Rasulullah.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ سَمِعَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ عَلَى الْمِنْبَرِ

سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُطْرُونِي كَمَا

أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Ibnu Abbas mendengar Umar berkata dari atas mimbar: ”Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian mengkultuskanku sebagaimana kaum Nasrani mengkultuskan Isa putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba. Maka ucapkanlah: hamba Allah dan RasulNya.” (HR Bukhary 3189)

Subhanallah... Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sadar dan faham betul bahwa kemusyrikan seringkali bermula dari bentuk mensucikan orang-orang mulia seperti para Nabi sebagaimana yang dialami oleh kaum Nasrani yang bermula dari mensucikan Nabi Isa berlebihan akhirnya menjadi melampaui batas sehingga dewasa ini kaum Nasrani meyakini bahwa Nabi Isa adalah anak tuhan bahkan tuhan itu sendiri.

Artinya Islam sangat tidak membenarkan hadirnya berbagai bentuk penghormatan berlebihan kepada sesama manusia walau terhadap seorang Nabiyullah sekalipun. Dan jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam melarang ummatnya untuk mengkultuskan diri beliau, bagaimana lagi gerangan kerasnya teguran beliau jika saja beliau bisa menyaksikan perlakuan sebagian ummat Islam di zaman kita yang mengkultuskan kalangan yang mengaku diri mereka sebagai ”keturunan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam”? Atau pengkultusan terhadap seorang Kyai atau Ajengan di sebuah Pesantren? Atau pengkultusan para kader kepada Qiyadah/pimpinan sebuah Jama’ah minal Muslimin dalam bentuk mentaati segala keputusan-keputusannya walau sudah jelas bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah?